Mengenal Kondisi Tantrum Pada Anak : Kenali Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya
Akhir-akhir ini, istilah "tantrum" banyak digunakan di media sosial. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan emosi dan perilaku yang sedang dialami seseorang. Istilah "tantrum" biasanya dikaitkan dengan perilaku anak-anak yang tidak dapat mengungkapkan emosi mereka.
Anak-anak prasekolah sering mengalami tantrum, masalah perilaku yang menyebabkan mereka berteriak, tidur di lantai, meronta-ronta, dan biasanya menahan napas.
Mengenal Kondisi Tantrum Pada Anak : Kenali Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya
Pengertian Tantrum
Kementerian Kesehatan menjelaskan tantrum sebagai perilaku agresif yang dilakukan oleh anak untuk keluar dari rasa ketidaknyamanannya. Tantrum, meskipun agresif, bukanlah suatu perilaku yang bersifat permanen dan abnormal. Namun adalah perilaku yang relatif normal bagi anak-anak dari usia lima belas bulan hingga enam tahun.
Saat anak-anak mulai membentuk perasaan diri, tantrum biasanya mulai terjadi. Pada usia ini, anak-anak sudah cukup memiliki perasaan "aku" dan "aku mau", tetapi mereka belum tahu cara memuaskan keinginan mereka dengan benar.
Penyebab Tantrum Pada Anak
Tantrum pada anak akan mencapai puncaknya pada usia anak 2-4 tahun. Beberapa penyebab tantrum dapat terjadi karena beberapa hal berikut :
- Orang tua tidak memenuhi kebutuhan anak dengan benar.
- Anak merasa tidak nyaman dengan beberapa alasan, seperti lapar, ngantuk, atau sakit
- Dirampas permainannya, bertemu orang asing, dan alasan lainnya
- Anak-anak merasa terganggu
Selain itu, pola pengasuhan yang tidak konsisten, seperti orang tua yang terlalu memanjakan dan menuruti keinginan anak, juga dapat menyebabkan tantrum. Karena ini adalah perilaku normal, orang tua harus meresponnya dengan tepat dan proporsional karena tindakan yang salah akan berdampak negatif pada pertumbuhan anak.
Ciri-Ciri Anak Sedang Mengalami Tantrum
- Tiba-tiba berteriak keras dan menangis
- Berputar, Menendang, Memukul
- Melemparkan benda disekelilingnya
- Mereka kadang-kadang tidak segan untuk melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri, seperti memukul-mukul tubuhnya dan membenturkan kepalanya.
Cara Menghadapi Anak yang Sedang Tantrum
- Orang tua harus tetap tenang, lemah lembut, dan tidak ikut marah.
- Anak yang tantrum tidak boleh diacukan.
- Coba alihkan perhatian anak pada hal lain yang lebih menarik. Misalnya, mengajaknya bermain diluar rumah, mengambil mainan kesukaannya, bermain dengan saudaranya, mengambil jajanan kesukaannya, atau berpartisipasi dalam aktivitas. Ini adalah beberapa aktivitas yang dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik.
- Jika anak tantrum di tempat umum atau di tengah-tengah orang banyak, tinggalkan dia di tempat yang aman. Awasi dia dari kejauhan, tetapi jangan berinteraksi dengannya dan pasang wajah datar atau di tembok sampai dia lelah dan tantrumnya hilang. Abaikan pandangan orang-orang di sekitar Anda karena mereka tidak benar-benar memahami situasi anak anda.
- Peluk anak dengan cinta jika perilaku tantrumnya semakin buruk dan tidak selesai-selesai dari menit ke menit.
- Pencegahan tantrum dapat dimulai dengan mengetahui kebiasaan anak yang menyebabkan tantrum dan mengatur pola asuh dan pendidikan yang baik bagi orang tua.