Mengenal Kerja Sama Selatan-Selatan Bagi Negara Berkembang : Manfaat, Contoh dan Tantangan
Pengertian Kerjasama Selatan-Selatan
Kerja sama Selatan-Selatan (KSS) merupakan kerja sama pembangunan antar negara berkembang. Istilah Selatan didefinisikan sebagai wilayah-wilayah di dunia yang mempunyai kesamaan sejarah politik, sosial, dan ekonomi yang berakar pada kesenjangan yang terjadi di masa kolonial atau imperialis.
KSS memiliki sejarah yang panjang, dimulai dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung, Indonesia. KAA merupakan forum internasional pertama yang menyatukan negara-negara berkembang dari Asia dan Afrika untuk membahas isu-isu pembangunan dan kerja sama.
Pada tahun-tahun berikutnya, KSS semakin berkembang dan menjadi salah satu pilar utama pembangunan internasional. KSS memiliki berbagai bentuk, mulai dari kerja sama bilateral, regional, hingga multilateral.
Manfaat Kerja Sama Selatan-Selatan
Kerja Sama Selatan-Selatan memiliki berbagai manfaat bagi negara-negara berkembang, antara lain:
1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial
KSS dapat membantu negara-negara berkembang untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan sumber daya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial mereka.
2. Memperkuat kapasitas kelembagaan
KSS dapat membantu negara-negara berkembang untuk memperkuat kapasitas kelembagaan mereka, seperti kapasitas birokrasi, kapasitas teknis, dan kapasitas manajemen.
3. Meningkatkan ketahanan nasional
KSS dapat membantu negara-negara berkembang untuk meningkatkan ketahanan nasional mereka, seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan lingkungan.
4. Mempererat hubungan antar negara
KSS dapat membantu mempererat hubungan antar negara berkembang, yang dapat berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional.
Peran Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan
Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif dalam KSS. Indonesia telah menjalin kerja sama Selatan-Selatan dengan berbagai negara, baik secara bilateral maupun multilateral.
Indonesia juga menjadi tuan rumah berbagai forum KSS, seperti Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Selatan-Selatan (KTT KSS) yang diadakan pada tahun 2018.
Pada KTT KSS tahun 2018, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat KSS sebagai pilar utama pembangunan internasional. Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama KSS dalam bidang-bidang prioritas, seperti pembangunan infrastruktur, energi, dan perubahan iklim.
Tantangan Kerja Sama Selatan-Selatan
Meskipun memiliki berbagai manfaat, KSS juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
1. Kesenjangan kapasitas antar negara
Negara-negara berkembang memiliki berbagai tingkat kapasitas, sehingga dapat menghambat kerja sama KSS.
2. Kurangnya koordinasi dan kerja sama antar negara
Koordinasi dan kerja sama antar negara yang kurang efektif dapat menghambat efektivitas kerja sama KSS.
3. Kurangnya dukungan dari negara-negara maju
Negara-negara maju dapat memberikan dukungan untuk KSS, baik dalam bentuk pendanaan, sumber daya, maupun pengetahuan.
Contoh kerja sama Selatan-Selatan
Berikut adalah beberapa contoh kerja sama Selatan-Selatan yang telah dilakukan:
1. Pembangunan infrastruktur
Salah satu contoh kerja sama dalam pembangunan infarstruktur misalnya, India telah membantu membangun jalan di Nepal dan Bangladesh.
2. Pengembangan energi
Salah satu contoh kerja sama dalam dalam sektor pengembangan energi misalnya, Indonesia telah bekerja sama dengan Brasil untuk mengembangkan energi terbarukan.
3. Penanggulangan perubahan iklim
Salah satu contoh kerja sama dalam penanggulangan perubahan iklim misalnya, negara-negara di Afrika telah bekerja sama untuk mengembangkan energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Kerja sama Selatan-Selatan memiliki potensi untuk menjadi instrumen penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan kerja sama yang erat dan efektif, negara-negara berkembang dapat saling membantu untuk mengatasi tantangan-tantangan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.